• Jelajahi

    Copyright © HARIAN 7 JATIM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pemprov Jatim Menjadi Provinsi Pertama di Indonesia yang Wujudkan Digitalisasi Sekolah Tanpa Jaringan Internet di Daerah 3T

    Redaktur: Anugrah Salsabiila
    Senin, 20 Desember 2021, 15.46.00 WIB Last Updated 2021-12-20T08:46:50Z
    masukkan script iklan disini

     


     


    Laporan : Salsabiila

    Editor : Budi Santoso


    BANYUWANGI,Harian7.com - Menyambut semangat baru awal tahun 2022, Dinas Pendidikan Jawa Timur membagikan sebuah perangkat teknologi pendidikan canggih pada 40 SMA/SMK di Jawa Timur. 


    Gubernur Khofifah Indar Parawansa mempercepat proses pemerataan kualitas pendidikan di Jawa Timur melalui Digitalisasi Sekolah tanpa bergantung pada jaringan internet.


    Digitalisasi sekolah menjadi salah satu fokus utama Kemdikbud sejak awal tahun 2021 dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Namun faktanya, masih banyak wilayah di Indonesia yang tidak terjangkau sinyal internet.


    40 sekolah tersebut dipilih berdasarkan geografi wilayah yang merupakan daerah 3T dan minim jaringan internet. 


    Peresmian acara dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Minggu, (19/12/2021) di Banyuwangi.


    Dengan Kipin - Anjungan Belajar Mandiri Point (ABM Point) yang dibagikan secara simbolis, Jawa Timur menjadi yang pertama di Indonesia dengan solusi digitalisasi sekolah tanpa membutuhkan jaringan internet.


    Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memaparkan keunggulan ABM Point untuk mendukung digitalisasi sekolah.


    “Pemanfaatan teknologi sangat kita butuhkan, tidak hanya untuk daerah perkotaan. Semua wilayah baik pegunungan, pedalaman dan kepulauan juga harus mendapatkan manfaatnya," ungkap Khofifah Indar Parawansa


    Dengan ABM Point ini mampu memuat ribuan bahan ajar baik buku, video, latihan soal dan bacaan literasi, sekolah, guru, siswa dan bahkan orang tua sangat terbantu dalam memberikan materi pembelajaran yang mudah dan murah.


    Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengatakan ABM Point merupakan karya startup edutech asli Jawa Timur.


    “Suatu kebanggaan karya startup Jawa Timur dapat berkontribusi pada pendidikan di Jawa Timur dan bahkan Indonesia,” ungkap Wahid Wahyudi selaku.


    Selain memiliki bentuk yang kecil, ringan dengan teknologi canggih tanpa internet, ABM Point tidak hanya berfungsi sebagai sumber pembelajaran atau perpustakaan digital, ABM Point juga dapat dimanfaatkan sebagai asesmen digital.


     Kegiatan sekolah tidak lengkap tanpa adanya evaluasi, ABM Point dengan asesmen digitalnya yaitu PTO dapat membantu guru untuk memberikan latihan soal kepada siswa secara canggih dengan digital tanpa khawatir akan jaringan internet. 

     

    Kerja guru juga akan lebih efektif karena software asesmen akan membantu guru untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Dampak positif lainnya juga akan dirasakan sekolah karena sekolah tidak perlu mengadakan biaya ujian untuk cetak soal ujian atau foto copy.


    ABM Point direncanakan akan terus dibagikan ke sekolah SMA & SMK di seluruh Jawa Timur. Dalam acara di Banyuwangi ini secara simbolis diberikan kepada  3 Kepala Sekolah yaitu dari Pacitan (perwakilan dari daerah pegunungan), Madura (daerah kepulauan) dan Lumajang (daerah pedalaman) dimana jalur internetnya minim sekali.  


    Dengan kecanggihan ABM Point yang dapat dioperasikan secara offline (tidak membutuhkan internet), Dinas Pendidikan Jawa Timur yakin di daerah manapun di seluruh Jawa Timur mampu menjalankan sekolah berbasis digital.


     Sebagai perwujudan NAWA BHAKTI SATYA - JATIM CERDAS, diharapkan dengan pembagian ABM Point ini dapat berkontribusi secara maksimal di daerah yang jaringan internetnya masih sulit untuk tetap bisa mencerdaskan anak-anak, guru dan masyarakat Jawa Timur. 

     

    Hal tersebut dimungkinkan karena ribuan data/konten dari ABM Point ini dapat diunduh tanpa biaya dan tidak membutuhkan kuota internet sama sekali.


     Dengan semboyan Jatim Cerdas, Dinas Pendidikan Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan layanan baik sarana maupun prasarana untuk kemajuan pendidikan di Jawa Timur. 

     

    “Mereka tidak boleh tertinggal terlalu jauh, hari ini kita mengajak mereka untuk berlari, besok kita harus mengajak mereka untuk melompat dan ketika sudah ada Anjungan Belajar Mandiri Point ini, kita mengajak mereka menggunakan teknologi. Dengan begitu pemerataan kualitas pendidikan akan bisa diwujudkan lebih cepat,” pungkasnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini