• Jelajahi

    Copyright © HARIAN 7 JATIM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Lestarikan Budaya Nenek Moyang, Warga Ngubalan Gelar Ritual Sambut Bulan Suro

    Redaktur: Anugrah Salsabiila
    Jumat, 13 Agustus 2021, 20.02.00 WIB Last Updated 2021-08-13T13:02:22Z
    masukkan script iklan disini

     


     

    Warga Dusun Ngubalan, Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi saat menggelar tradisi menyambut datangnya bulan Suro, Jumat (13/8/2021)

    Laporan : Salsabiila | Kontributor Ngawi

    Editor : Budi Santoso | Kaperwil Jatim


    NGAWI,harian7.com - Lestarikan budaya nenek moyang, warga Dusun Ngubalan, Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi menggelar tradisi menyambut datangnya bulan Suro atau Muharam, Jumat (13/08/2021).


    Ritual turun temurun dari nenek moyang itu sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu yang bertujuan sebagai tolak balak dari malapetaka, terlebih kondisi sekarang yang masih meluasnya penyebaran Covid-19.


    Dalam gelar suroan, warga juga menyembelih kambing kendit atau kambing tolak balak yang memiliki ciri khusus yaitu adanya bulu warna putih di dadanya.


    Kepala Dusun Ngubalan, Sukir yang juga didapuk sebagai sesepuh Dusun setempat mengatakan, tradisi tersebut sengaja digelar untuk menolak dan mengusir segala malapetaka yang akan menyerang dusunnya.


    "Tradisi yang hidup turun temurun dari nenek moyang dan sampai saat ini masih dilestarikan masyarakat sebagai tolak bala. Salah satunya Sembelih kambing kendit untuk tolak usir Covid-19 dari bumi," ungkap Sukir


    Puluhan warga mulai dari anak-anak, dewasa, laki-laki dan perempuan, duduk bersila di perempatan jalan kampung yang dulunya menjadi pusat ritual pertama kali dilaksanakan.


    "Dari dulu dilaksanakan di perempatan dusun sini oleh nenek moyang karena lokasinya berada tepat di tengah dusun," ucapnya.


    Sukir menceritakan bahwa warga setempat percaya, jika tradisi itu terus dijaga maka kampung akan sejahtera dan terhindar dari malapetaka, namun sebaliknya jika tidak dilaksanakan maka pageblug pun akan datang kembali.


    "Dulu pernah tidak melaksanakan tradisi ini, warga dusun kena pageblug hingga banyak yang meninggal," ujar Sukir.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini